Terlalu
Mudah
Pagi itu
adalah pagi yang sangat cerah, matahari tampak bersinar dengan indah dilangit
bersama awan-awan yang setia berada disampingnya. Kiki seorang siswi kelas 1
SMA bersiap untuk berangkat kesekolah. Pagi itu Kiki berjalan kaki kesekolah,
dia menolak ajakan tetangganya untuk mengantarkannya ke sekolah. Wajar saja
pagi itu adalah pagi yang cerah, dia mungkin ingin menikmati perjalananya ke
sekolah.
Saat berada
didepan gerbang sekolah, Kiki bertemu dengan seorang pria yang pernah mengisi
hatinya. Pria itu kebetulan juga berada di sekolah yang sama namun berada di kelas
yang berbeda. Saat bertemu dengan pria itu, Kiki hanya bisa jalan sambil
menunduk. Lalu pria itu berkata dengan senyuman di wajahnya “Cie, yang
sombong”, Kiki hanya mengangkat wajahnya lalu tersenyum kepada pria itu tanpa membalas
perkataannya. Sesampai dikelas, Kiki berusaha melupakan kejadian yang baru saja
terjadi kepadanya.
Saat jam
istirahat tiba Kiki bersama temannya pergi jajan dikantin depan sekolah mereka.
Saat selesai makan di kantin tersebut Kiki bertemu dengan pria itu lagi. Kiki
berusaha menghindarinya tetapi, sudah terlambat. Pria itu bertanya “Hai ..
Kiki, kamu sudah lupa dengan saya ?”, Kiki pun menjawab “Tidak, saya tidak lupa
dengan kamu”. Lalu pria itu bertanya kembali “Apakah aku boleh meminta nomor
kamu, agar aku bisa menghubungi mu”, Kiki terdiam mendengar pertanyaan pria
tersebut. Kiki dengan ragu menjawab pertanyaan pria itu “Iya, Boleh” Kiki pun
menyebutkan nomor handphone nya.
Setelah
pria tersebut pergi, Kiki pun melihat kedua temannya dan bertanya “Bagaimana
ini ? Apa yang harus saya lakukan?”. Kedua temannya yang bernama Fajri dan Ana
kembali memberikan pertanyaan kepada Kiki “Apa maksud kamu ?”. Kiki pun
menjawab “Dia meminta nomorku ?”. Ana dan Fajri pun mengerti apa yang Kiki
maksudkan. Dengan menggunakan gabungan bahasa antara Korea dan Indonesia, Kiki
kembali bertanya kepada temannya “Huahh.. Ottokhae ? Bagaimana kalau dia
menelfonku atau mengirimi aku pesan. Ottokhae ?”
“Mollayo”
jawab Fajri menggunakan bahasa Korea
“Biarlah,
dia mungkin tidak akan menghubungiku, mungkin dia akan melupakannya” kata Kiki
Keesokan harinya, Kiki berangkat ke
sekolah seperti hari-hari sebelumnya. Dia berusaha melupakan hal yang terjadi
kemarin. Disekolah Kiki tak mengingat kejadian kemarin, mungkin karena sudah
terlalu asyik bercanda bersama kedua temannya . Detik, menit dan jam pun
berlalu hingga tibalah waktunya untuk pulang sekolah. Bersama teman sebangkunya
Kiki pulang ke rumah. Sesampai di lorong dekat rumah, Handphone Kiki tiba-tiba
bergetar. Kiki pun mengeluarkan handphone miliknya dari kantong rok sekolah,
dia menatap layar handphonenya. Dilayar handphone nya tertuliskan nomor baru yang
tidak Kiki kenali menelfon dirinya, karena penasaran Kiki pun menjawab telefon
tersebut.
“Halo”
Kata Kiki
“Yah.
Assalamualaikum” jawab orang yang menelfon
“Waalaikumsalam”
jawab Kiki dengan ragu
Dari suaranya Kiki sudah mengenali
orang yang menelfonnya, dia adalah pria yang Kiki temui kemarin saat jam
istirahat. Kiki tidak menyangka bahwa pria tersebut akan nekat menelfonnya.
“Halo,
lagi dimana?” Tanya pria itu
“Dijalan” jawab Kiki
“Dijalan” jawab Kiki
“Baru
pulang yah ?”Tanya pria itu lagi
“Iya”
jawab Kiki
Setelah berbincang-bincang selama
beberapa menit, Kiki pun menutup telefonnya. Kiki masih kaget, karena Kiki
tidak menyangka bahwa pria itu akan nekat menelfonnya. Untuk menghilangkan
ingatannya tentang pria tersebut, Kiki pun memilih untuk tidur siang. Waktu
telah berganti menjadi sore hari, Kiki masih tertidur dengan pulasnya. Lalu
tiba-tiba handphone Kiki bergetar, tentu Kiki kaget dan terbangun. Ternyata ada
pesan singkat yang masuk ke handphone Kiki. Kiki pun membuka pesan tersebut, pesannya
bertuliskan “Selamat sore, lagi ngapain ?”. Karena malas membalasnya Kiki hanya
membacanya saja lalu ia bangun dan mandi. Sehabis mandi Kiki mengambil
handphonenya lalu duduk di teras rumahnya.
Kiki membuka kunci handphone nya dan
ternyata sudah banyak pesan yang masuk dari pria tersebut. Kiki malas membalas
pesan pria itu jadi, dia hanya membaca pesan dari pria itu. Mungkin karena
terlalu lama menunggu balasan, pria itu pun menelfon Kiki tapi, Kiki tak
mengangkat telefon darinya. Ada 10 kali dia menelfon Kiki tapi, Kiki tak pernah
mengangkatnya. Tak lama kemudian pria itupun berhenti menelfon dan ada pesan
masuk di handphone Kiki yang bertuliskan “Apa kah kamu sedang sibuk ? Mengapa
kau tak mengangkat telfon ku ?”. Kiki hanya melihatnya saja tanpa membalasnya.
Tak lama kemudian handphone Kiki bergetar lagi, Kiki sudah mulai marah dan
melihat handphonenya yang ternyata Mama Kiki yang menelfon bukan pria itu. Kiki
pun menjawab telefon dari mamanya dan melakukan hal yang di suruhkan oleh
mamanya
Sore pun berganti malam, malam itu
adalah malam minggu. Kiki hanya bisa menghabiskan waktunya dikamar miliknya. Om
Kiki pun tiba-tiba memanggil Kiki “Ki... Ada teman kamu yang datang nak”. Kiki
pun mulai kaget dan berfikir kalau yang datang adalah pria itu. Karena
kebetulan pria itu juga mengetahui rumah Kiki. Kiki pun mulai keluar rumah
dengan ragu dan ternyata yang datang adalah Kak Ulfa, kakak kelas Kiki sewaktu
SMP dulu. Dia sangat senang karena Kak Ulfa datang menemuinya karena, kak Ulfa
masih mengingat Kiki dan Kiki juag senang karena yang datang bukanlah pria itu.
Karena, kak Ulfa datang ke rumah dan
kebetulan berada di Parepare maka Kiki
mengajaknya ke rumah teman, yang kebetulan juga mengenal Kak Ulfa. Saat sampai
dirumah temannya, Kiki dikagetkan dengan temannya yang tiba-tiba menunjuk Kiki
dan berkata “Heh .... Itu mantan kamu, memaksa saya untuk memberikan nomor hp
kamu”, Kiki pun bertanya kepada temannya yang bernama Fitri yang juga kebetulan
sekelas dengan pria itu “Hah ? Iya kah ? Kapan dia meminta nomor saya sama kamu
? Kamu berikan nomor saya kepadanya?”. Fitri pun menjawab “Sudah lama , dan
saya berikan nomor kamu sama dia. Karena, dia memaksa saya”. Kiki pun berkata “Oh”
Waktu sudah menunjukkan pukul 21.00,
Kak Ulfa sudah meminta izin untuk pamit pulang. Lalu Kiki pun mengantarkannya
sampai depan lorong rumahnya. Sesudah mengantarkan kak Ulfa di depan lorong,
Kiki pun pulang kembali ke rumah dan masuk lagi kedalam kamarnya. Saat asyik
sedang menonton film di laptop miliknya, handphone Kiki tiba-tiba bergetar lagi. Dan
ternyata yang menelfon adalah pria itu, Kiki pun mengangkat telefonnya, awalnya
pria itu tak mengatakan apa-apa. Namun, dia pun berkata “Halo, Kamu lagi
dimana?”, Kiki pun menjawab “saya berada dirumah, ada apa ?”. Pria itu menjawab
“Tidak apa-apa”. Selama beberapa menit mereka berdua berbincang-bincang di
telefon. Tak ada perbincangan yang berarti selama mereka berbincang di telefon.
Setelah cukup lama berbincang-bincang pria itu mengucapkan salam dan menutup
telefonnya.
Keesokan harinya Kiki menjalani hari
liburnya yang sangat membosannkan. Waktu terasa lama sekali berlalu, rasanya
setiap detik berlalu terasa lama. Kiki yang merasa kebosanan hanya bisa
mengunci dirinya dikamar. Saat hampir tertidur, ada pesan singkat yang masuk ke
handphone Kiki dan ternyata dari pria itu lagi. Kiki sangat malas membalas
pesan pria tersebut tapi, Kiki berfikir bahwa itu akan menghilangkan sedikit
kebosanannya maka Kiki pun membalas pesannya. Beberapa hal yang tak penting pun mereka bahas. Namun, saat pria itu mengatakan satu hal yang mebuat
Kiki sangat kaget dan berfikir bahwa “Apakah semudah itu?”.
Pria tersebut meminta Kiki agar
dapat balikan dan dapat pacaran seperti dulu, tapi Kiki menolaknya karena, Kiki
berfikr bahwa semuanya tidak semudah itu. Pria itu meminta kepada Kiki untuk
menerimanya tapi, Kiki selalu saja menolaknya. Hinnga akhirnya pria itu mungkin
mulai bosan dan menyerah dia pun mengirim pesan singkat kepada Kiki yang
bertuliskan “Ok, Baiklah kalau itu memang yang kau inginkan, tak apalah. Aku
bisa mengerti, tapi aku mohon berjanjilah kepadaku. Kamu jangan memberi tahu
siapapun kalau aku meminta balikan sama kamu”.
Entah apa maksud pria tersebut
dengan kata-katanya seperti itu, mungkin dia malu atau apalah. Kiki tak ingin
tahu alasannya, dia hanya membalas pesannya dengan kata “Iya”. Setelah Kiki membalas pesannya, pria itu pun tak pernah menghubungi
Kiki lagi. Keesokan harinya Kiki menceritakan kejadian yang terjadi padanya
kepada kedua temannya yaitu Fajri dan Ana. Mereka berdua berkata “Semudah
itukah dia minta balikan, seperti tanpa ada beban dan keraguan dia minta
balikan?”, Kiki hanya menjawab dengan kata “ entahlah”. Lalu teman Kiki yang
bernama Ana berkata “Untung kamu tidak menerimanya, karena dia mengatakannya
dengan mudah, mestinya dia melakukan pendekatan ulang sama kamu lagi. Eh, malah
dia mengatakannya kepadamu tanpa berfikir panjang” . Kiki pun menjawab “Iya,
aku juga menolaknya tanpa berfikir
panjang juga”.
Setelah kejadian hari itu, saat Kiki
bertemu dengan pria itu, Kiki tidak pernah di tegurnya. Tapi, Kiki merasa
terganggu karena pada saat Upacara ataupun apel pagi, pria itu sering melihat
ke arah Kiki. Dan memandang Kiki dengan
waktu yang cukup lama, itu membuat Kiki sangat terganggu.