Senin, 16 Juni 2014

Cerpen Pena



Terlalu Mudah

Pagi itu adalah pagi yang sangat cerah, matahari tampak bersinar dengan indah dilangit bersama awan-awan yang setia berada disampingnya. Kiki seorang siswi kelas 1 SMA bersiap untuk berangkat kesekolah. Pagi itu Kiki berjalan kaki kesekolah, dia menolak ajakan tetangganya untuk mengantarkannya ke sekolah. Wajar saja pagi itu adalah pagi yang cerah, dia mungkin ingin menikmati perjalananya ke sekolah.
Saat berada didepan gerbang sekolah, Kiki bertemu dengan seorang pria yang pernah mengisi hatinya. Pria itu kebetulan juga berada di sekolah yang sama namun berada di kelas yang berbeda. Saat bertemu dengan pria itu, Kiki hanya bisa jalan sambil menunduk. Lalu pria itu berkata dengan senyuman di wajahnya “Cie, yang sombong”, Kiki hanya mengangkat wajahnya lalu tersenyum kepada pria itu tanpa membalas perkataannya. Sesampai dikelas, Kiki berusaha melupakan kejadian yang baru saja terjadi kepadanya.
Saat jam istirahat tiba Kiki bersama temannya pergi jajan dikantin depan sekolah mereka. Saat selesai makan di kantin tersebut Kiki bertemu dengan pria itu lagi. Kiki berusaha menghindarinya tetapi, sudah terlambat. Pria itu bertanya “Hai .. Kiki, kamu sudah lupa dengan saya ?”, Kiki pun menjawab “Tidak, saya tidak lupa dengan kamu”. Lalu pria itu bertanya kembali “Apakah aku boleh meminta nomor kamu, agar aku bisa menghubungi mu”, Kiki terdiam mendengar pertanyaan pria tersebut. Kiki dengan ragu menjawab pertanyaan pria itu “Iya, Boleh” Kiki pun menyebutkan nomor handphone nya.
Setelah pria tersebut pergi, Kiki pun melihat kedua temannya dan bertanya “Bagaimana ini ? Apa yang harus saya lakukan?”. Kedua temannya yang bernama Fajri dan Ana kembali memberikan pertanyaan kepada Kiki “Apa maksud kamu ?”. Kiki pun menjawab “Dia meminta nomorku ?”. Ana dan Fajri pun mengerti apa yang Kiki maksudkan. Dengan menggunakan gabungan bahasa antara Korea dan Indonesia, Kiki kembali bertanya kepada temannya “Huahh.. Ottokhae ? Bagaimana kalau dia menelfonku atau mengirimi aku pesan. Ottokhae  ?”
“Mollayo” jawab Fajri menggunakan bahasa Korea
“Biarlah, dia mungkin tidak akan menghubungiku, mungkin dia akan melupakannya” kata Kiki
            Keesokan harinya, Kiki berangkat ke sekolah seperti hari-hari sebelumnya. Dia berusaha melupakan hal yang terjadi kemarin. Disekolah Kiki tak mengingat kejadian kemarin, mungkin karena sudah terlalu asyik bercanda bersama kedua temannya . Detik, menit dan jam pun berlalu hingga tibalah waktunya untuk pulang sekolah. Bersama teman sebangkunya Kiki pulang ke rumah. Sesampai di lorong dekat rumah, Handphone Kiki tiba-tiba bergetar. Kiki pun mengeluarkan handphone miliknya dari kantong rok sekolah, dia menatap layar handphonenya. Dilayar handphone nya tertuliskan nomor baru yang tidak Kiki kenali menelfon dirinya, karena penasaran Kiki pun menjawab telefon tersebut.
“Halo” Kata Kiki
“Yah. Assalamualaikum” jawab orang yang menelfon
“Waalaikumsalam” jawab Kiki dengan ragu
            Dari suaranya Kiki sudah mengenali orang yang menelfonnya, dia adalah pria yang Kiki temui kemarin saat jam istirahat. Kiki tidak menyangka bahwa pria tersebut akan nekat menelfonnya.
“Halo, lagi dimana?” Tanya pria itu
“Dijalan” jawab Kiki
“Baru pulang yah ?”Tanya pria itu lagi
“Iya” jawab Kiki
            Setelah berbincang-bincang selama beberapa menit, Kiki pun menutup telefonnya. Kiki masih kaget, karena Kiki tidak menyangka bahwa pria itu akan nekat menelfonnya. Untuk menghilangkan ingatannya tentang pria tersebut, Kiki pun memilih untuk tidur siang. Waktu telah berganti menjadi sore hari, Kiki masih tertidur dengan pulasnya. Lalu tiba-tiba handphone Kiki bergetar, tentu Kiki kaget dan terbangun. Ternyata ada pesan singkat yang masuk ke handphone Kiki. Kiki pun membuka pesan tersebut, pesannya bertuliskan “Selamat sore, lagi ngapain ?”. Karena malas membalasnya Kiki hanya membacanya saja lalu ia bangun dan mandi. Sehabis mandi Kiki mengambil handphonenya lalu duduk di teras rumahnya.
            Kiki membuka kunci handphone nya dan ternyata sudah banyak pesan yang masuk dari pria tersebut. Kiki malas membalas pesan pria itu jadi, dia hanya membaca pesan dari pria itu. Mungkin karena terlalu lama menunggu balasan, pria itu pun menelfon Kiki tapi, Kiki tak mengangkat telefon darinya. Ada 10 kali dia menelfon Kiki tapi, Kiki tak pernah mengangkatnya. Tak lama kemudian pria itupun berhenti menelfon dan ada pesan masuk di handphone Kiki yang bertuliskan “Apa kah kamu sedang sibuk ? Mengapa kau tak mengangkat telfon ku ?”. Kiki hanya melihatnya saja tanpa membalasnya. Tak lama kemudian handphone Kiki bergetar lagi, Kiki sudah mulai marah dan melihat handphonenya yang ternyata Mama Kiki yang menelfon bukan pria itu. Kiki pun menjawab telefon dari mamanya dan melakukan hal yang di suruhkan oleh mamanya
            Sore pun berganti malam, malam itu adalah malam minggu. Kiki hanya bisa menghabiskan waktunya dikamar miliknya. Om Kiki pun tiba-tiba memanggil Kiki “Ki... Ada teman kamu yang datang nak”. Kiki pun mulai kaget dan berfikir kalau yang datang adalah pria itu. Karena kebetulan pria itu juga mengetahui rumah Kiki. Kiki pun mulai keluar rumah dengan ragu dan ternyata yang datang adalah Kak Ulfa, kakak kelas Kiki sewaktu SMP dulu. Dia sangat senang karena Kak Ulfa datang menemuinya karena, kak Ulfa masih mengingat Kiki dan Kiki juag senang karena yang datang bukanlah pria itu.
            Karena, kak Ulfa datang ke rumah dan kebetulan berada di Parepare  maka Kiki mengajaknya ke rumah teman, yang kebetulan juga mengenal Kak Ulfa. Saat sampai dirumah temannya, Kiki dikagetkan dengan temannya yang tiba-tiba menunjuk Kiki dan berkata “Heh .... Itu mantan kamu, memaksa saya untuk memberikan nomor hp kamu”, Kiki pun bertanya kepada temannya yang bernama Fitri yang juga kebetulan sekelas dengan pria itu “Hah ? Iya kah ? Kapan dia meminta nomor saya sama kamu ? Kamu berikan nomor saya kepadanya?”. Fitri pun menjawab “Sudah lama , dan saya berikan nomor kamu sama dia. Karena, dia memaksa saya”.  Kiki pun berkata “Oh”
            Waktu sudah menunjukkan pukul 21.00, Kak Ulfa sudah meminta izin untuk pamit pulang. Lalu Kiki pun mengantarkannya sampai depan lorong rumahnya. Sesudah mengantarkan kak Ulfa di depan lorong, Kiki pun pulang kembali ke rumah dan masuk lagi kedalam kamarnya. Saat asyik sedang menonton film di laptop miliknya,  handphone Kiki tiba-tiba bergetar lagi. Dan ternyata yang menelfon adalah pria itu, Kiki pun mengangkat telefonnya, awalnya pria itu tak mengatakan apa-apa. Namun, dia pun berkata “Halo, Kamu lagi dimana?”, Kiki pun menjawab “saya berada dirumah, ada apa ?”. Pria itu menjawab “Tidak apa-apa”. Selama beberapa menit mereka berdua berbincang-bincang di telefon. Tak ada perbincangan yang berarti selama mereka berbincang di telefon. Setelah cukup lama berbincang-bincang pria itu mengucapkan salam dan menutup telefonnya.
            Keesokan harinya Kiki menjalani hari liburnya yang sangat membosannkan. Waktu terasa lama sekali berlalu, rasanya setiap detik berlalu terasa lama. Kiki yang merasa kebosanan hanya bisa mengunci dirinya dikamar. Saat hampir tertidur, ada pesan singkat yang masuk ke handphone Kiki dan ternyata dari pria itu lagi. Kiki sangat malas membalas pesan pria tersebut tapi, Kiki berfikir bahwa itu akan menghilangkan sedikit kebosanannya maka Kiki pun membalas pesannya. Beberapa hal yang  tak penting pun mereka bahas. Namun,  saat pria itu mengatakan satu hal yang mebuat Kiki sangat kaget dan berfikir bahwa “Apakah semudah itu?”.
            Pria tersebut meminta Kiki agar dapat balikan dan dapat pacaran seperti dulu, tapi Kiki menolaknya karena, Kiki berfikr bahwa semuanya tidak semudah itu. Pria itu meminta kepada Kiki untuk menerimanya tapi, Kiki selalu saja menolaknya. Hinnga akhirnya pria itu mungkin mulai bosan dan menyerah dia pun mengirim pesan singkat kepada Kiki yang bertuliskan “Ok, Baiklah kalau itu memang yang kau inginkan, tak apalah. Aku bisa mengerti, tapi aku mohon berjanjilah kepadaku. Kamu jangan memberi tahu siapapun kalau aku meminta balikan sama kamu”.
            Entah apa maksud pria tersebut dengan kata-katanya seperti itu, mungkin dia malu atau apalah. Kiki tak ingin tahu alasannya, dia hanya membalas pesannya dengan kata “Iya”. Setelah Kiki membalas  pesannya, pria itu pun tak pernah menghubungi Kiki lagi. Keesokan harinya Kiki menceritakan kejadian yang terjadi padanya kepada kedua temannya yaitu Fajri dan Ana. Mereka berdua berkata “Semudah itukah dia minta balikan, seperti tanpa ada beban dan keraguan dia minta balikan?”, Kiki hanya menjawab dengan kata “ entahlah”. Lalu teman Kiki yang bernama Ana berkata “Untung kamu tidak menerimanya, karena dia mengatakannya dengan mudah, mestinya dia melakukan pendekatan ulang sama kamu lagi. Eh, malah dia mengatakannya kepadamu tanpa berfikir panjang” . Kiki pun menjawab “Iya, aku juga  menolaknya tanpa berfikir panjang juga”.
            Setelah kejadian hari itu, saat Kiki bertemu dengan pria itu, Kiki tidak pernah di tegurnya. Tapi, Kiki merasa terganggu karena pada saat Upacara ataupun apel pagi, pria itu sering melihat ke  arah Kiki. Dan memandang Kiki dengan waktu yang cukup lama, itu membuat Kiki sangat terganggu.

Cerpen Pena



Cinta Pertama



Mika adalah siswi kelas 2 SMA. Selama ini dia belum pernah jatuh cinta sebelumnya. Wajar saja dia adalah gadis yang sangat cuek. Suatu ketika teman Mika yang bernama Intan menyukai seorang pria dari kelas lain. Pria tersebut bernama Arya. Intan meminta tolong kepada Mika agar dapat menemaninya ke kelas Arya. Sebagai teman yang baik, Mika pun menemani Intan ke kelas Arya. 

Sesampai dikelas Arya, ternyata Arya sedang tidak berada dikelasnya. Intan sangat kecewa karena, tidak dapat bertemu dengan pria pujaan hatinya. Mika dan Intan pun memilih untuk kembali ke kelas mereka. Namun, saat mereka membalikkan badan ternyata Arya bersama temannya datang menuju kelasnya. Intan  mulai salah tingkah karena, ia dan Mika masih berada di depan kelas Arya.

Saat sampai didepan kelasnya, Arya langsung bertanya kepada Mika “Hai, nama kamu siapa ? bisa kah kita bertukaran nomor hp ?”. Mendengar perkataan Arya kepada Mika, Intan pun langsung berlari meninggalkan Mika. Melihat temannya yang berlari meninggalkan dirinya. Maka Mika  pun ingin mengejarnya. Saat ingin berlari, Mika tak sengaja menabrak salah satu teman Arya yang bernama Dias. Mika pun meminta maaf kepada Dias sambil berlari “Maaaaaaf” kata Mika sambil berlari mundur.

Mika berlari mengejar dan berusaha untuk dapat meraih tangan Intan yang sedang berlari sambil menangis. Akhirnya, Mika pun dapat meraih tangan Intan dan membuatnya berhenti berlari. “Aku berjanji tidak akan mendekati Arya, walaupun kamu membayarku untuk menyukainya. Aku berjanji” kata Mika kepada Intan yang sedang menangis. “Kamu janji ?” Tanya Intan kepada Mika. “Iya aku berjanji” jawab Mika. Mendengar jawaban dari Mika, Intan pun berhenti menangis dan memeluk Mika.

Keesokan harinya, saat Mika ingin berangkat kesekolah Mika bertemu Intan
“selamat pagi” kata Mika kepada Intan sambil tersenyum.
“Pagi juga” jawab Intan.
“Hari ini kamu terlihat sangat senang sekali, ada apa ?” Tanya Mika dengan penasaran.
“Kemarin, saat pulang sekolah aku bertemu dengan Arya dan kami bertukaran nomor” jawab Intan sambil tersenyum
“Benarkah ? Kalau begitu bagus donk” Kata Mika.
“Iya” kata Intan
            Saat memasuki gerbang sekolah, Intan dan Mika pun berlari menuju ke kelas mereka. Mereka berlari karena, mereka terlambat. Saat berlari menuju kelasnya, Mika tiba-tiba terjatuh tepat di depan kelas Arya dan Dias. Seluruh siswa yang berada di dalam kelas Arya dan Dias pun tertawa. Mika si cewek cuek  pun tak menghiraukannya dan tetap berlari ke kelasnya. Saat sampai dikelas, ternyata pelajaran telah dimulai. Mika dan Intan pun di hukum berdiri di depan kelas sampai jam istirahat dan tak di perbolehkan mengikuti pelajaran.
Bel istirahat pun berbunyi, Mika dan Intan sangat senang. Saat guru mereka telah keluar dari kelas, Mika dan Intan pun masuk ke kelas dan segeran duduk di bangku mereka masing-masing yang kebetulan berdekatan.
“Kamu baik-baik saja ?” tanya Mika kepada Intan.
“Iya, aku baik-baik saja” jawab Intan.
Arya, Dias dan beberapa temannya lewat di depan kelas Mika dan Intan.
“Arya memang tampan” kata Intan sambil tersenyum.
“Hey... sadarlah, ayo kita ke kantin !” kata Mika
“Hemm ayo” kata Intan.
Dikantin, Mika dan Intan bertemu dengan Arya dan Dias yang juga sedang makan dikantin. Intan pun yang melihat mereka langsung menghampiri mereka dan meninggalkan Mika sendiri.
“Hai” kata Intan.
“Hai juga” kata Arya.
“Mm.. kalau gitu aku pergi dulu yah” kata Intan.
“Kamu disini saja gabung sama kami, kamu mau kan ?” tanya Arya.
“Baiklah” jawab Intan dengan gugup.
“Kalau begitu aku pergi dulu yah” kata Dias kepada Intan dan Arya
“Baiklah, sampai jumpa” kata Arya.
Karena, ditinggalkan oleh Intan, Mika pun pergi ke tempat kesukaannya yang ada disekolah yaitu, perpustakaan. Tak lama kemudian bel tanda berakhirnya istirahat pun berbunyi. Mika yang sedang berada diperpustakaan pun berlari ke kelasnya agar tak terlambat lagi.
Saat jam pulang tiba, Mika tampak bingung mencari handphonenya yang hilang.
“kamu letakkan dimana handphone kamu ?” tanya Intan kepada Mika.
“Kalau aku mengetahuinya, aku tidak akan mencarinya” jawab Mika
“Baiklah aku akan menghubunginya lagi, kamu carilah di tempat yang terakhir kamu kunjungi. Ini kan hari terakhir kita sekolah karena kita akan libur. Jadi, kamu harus cepat menemukan handphone kamu” kata Intan
“Iya, iya aku mengerti, aku akan ke perpustakaan.” Kata Mika sambil berlari
Saat Mika sampai diperpustakaan, Mika mencari handphonenya di dalam perpustakaan. Tiba-tiba ia mendengarkan dering panggilan di handphonenya, Mika pun menemukan handphonenya di rak buku perpustakaan dan segera menjawab panggilan di handphonenya.
“Terima kasih Intan aku sudah menemukannya” kata Mika yang menjawab panggilan di handphonenya
“Syukurlah kau telah menemukan hanphonemu Mika”
Mika sangat kaget karena, ia tak mengenali suara yang menelfonnya.
“Siapa kamu ?” Kata Mika kepada yang menelfonnya.
“Aku..... Rahasia” jawab orang misterius yang sedang menelfon.
Orang tersebut pun mematikan telfonnya. Mika tampak kaget dan penasaran akan pria misterius yang menelfonnya. Karena hali ini, Mika dan pria misterius itu pun selalu berhubungan selama liburan melalui telfon. Mika selalu menanyakan ciri-ciri tentang pria misterius itu. Namun, pria tersebut tak ingin memberitahukan Mika ciri-cirinya.
Hari libur pun telah selesai, Mika dan pria misterius itu berjanji untuk bertemu ditaman sekolah sesudah upacara. Saat upacara telah selesai, Mika menuju ke taman sekolah. Di taman, dia tak menemukan siapa pun. Karena merasa kecewa, Mika pun berbalik dan ingin kembali ke kelasnya. Alangkah terkejutnya Mika saat ia berbalik, dia melihat seorang pria yang ternyata adalah teman Arya sambil membawa boneka. Mika pun berpura-pura kalau tidak melihat teman Arya tersebut.
“Kamu tidak tahu aku ?” tanya teman Arya.
“Kamu teman Arya tapi, aku lupa nama kamu” jawab Mika dengan cuek.
“Nama ku Dias, dan aku adalah pria yang selalu menelfon mu dan aku adalah pria yang telah membantu menemukan handphonemu” kata pria tersebut.
Mika yang kaget dengan perkataan pria tersebut, lari meninggalkannya sendiri di taman dan segera kembali ke kelas.
“Jadi bagaimana ? siapa pria itu?” tanya Intan ang sudah menunggu Mika dikelas.
“Pria itu adalah teman baik Arya” jawab Mika.
“Teman baik Arya? Maksud kamu Dias” tanya Intan kembali.
“Iya” jawab Mika
“Oh..” kata Intan.
Saat pulang sekolah, Mika memutuskan untuk pulang sendiri. Diperjalanan pulang, Mika melihat Dias sedang bertengkar dengan seorang cewek. Mika tetap saja jalan dan tak menghiraukan mereka. Dias yang melihat Mika, berusaha untuk menahan Mika tetapi, cewek yang bersamanya tak membiarkannya pergi.
Keesokan harinya, Mika berangkat sekolah seperti biasanya. Pagi itu, Dias telah menunggu Mika di depan gerbang sekolah. Dan lagi-lagi Mika tak menghiraukannya dan tetap jalan masuk kesekolah.
“Mika, aku ingin mengatakan sesuatu. Bisakah kita berbicara sebentar saja?” tanya Dias.
            Mika tak menjawab pertanyaan Dias dan tetap saja jalan meninggalkan Dias di gerbang. Suatu ketika, Mika dan Dias bertemu di perpustakaan.
“Apa yang kau lakukan disini ?” Tanya Dias kepada Mika.
“Aku ingin membaca bukulah” jawab Mika dengan cuek.
“Aku hanya ingin bilang kalau cewek yang kamu lihat kemarin adalah mantan pacarku” kata Dias
“Lalu hubungannya dengan ku apa ?” tanya Mika.
“Aku hanya takut kamu salah paham, itu saja” kata Dias.
            Setelah mendengar perkataan Dias, Mika merasa tenang dan lega. Mika tak mengerti apa yang sedang terjadi pada dirinya. Saat mendengar penjelasan Dias, Mika merasa canggung berada di dekat Dias. Suasana hening selama beberapa menit.
“Aku pulang dulu yah” kata Mika.
“Mari aku antar kamu pulang” kata Dias.
“Tidak usah, aku akan pulang sendiri saja” kata Mika dengan gugup.
“Tidak apa-apa, ayo” kata Dias sambil tersenyum
“Ba-baiklah” kata Mika.
            Di perjalanan pulang, mereka tak mengatakan apapun. Suasana hening, hingga akhirnya sampai didepan rumah Mika.
“Terima kasih” kata Mika
“Iya, sama-sama. Kalau begitu aku pulang dulu yah” kata Dias
“Iya, hati-hati dijalan” kata Mika.
            Mika langsung masuk kekamarnya, dan terus saja memikirkan Dias. Mika berfikir kalau ia telah jatuh cinta kepada Dias.
“Apakah aku jatuh cinta? Cinta pertamaku adalah Dias?” gumam Mika sambil tersenyum
            Tak lama setelah mereka akrab, Mika dan Dias pun berpacaran. Mereka adalah pasangan yang paling terkenal disekolah mereka. Mika dan Dias telah berpacaran selama 1 tahun, hingga akhirnya mereka putus saat kelulusan mereka di Sekolah Menengah Atas (SMA). Mereka putus karena, semenjak kelulusan Dias tak pernah menghubungi Mika lagi ia hanya mengirimkan Mika sebuah pesan singkat yang bertuliskan “Mika, maaf kita harus putus”. Mika tak percaya akan hal yang dilakukan oleh Dias kepadanya, tapi itu sudah terjadi Mika tak bisa berbuat apa-apa.
            Mika kini telah masuk universitas yang sangat bagus berkat usaha kerasnya. Di universitas tersebut dia bertemu dengan seorang senior yang sangat baik kepadanya. Ternyata, senior tersebut menyukai Mika. Karena, bantuan Intan senior tersebut yang bernama Ilham pun dapat berpacaran dengan Mika. Mika telah menemukan cinta keduanya, tetapi ia tak pernah melupakan cinta pertamanya yaitu, Dias yang telah putus 1 tahun yang lalu.
            Arya dan Mika tak sengaja bertemu di supermarket. Mika menanyakan kabar Dias kepada Arya. Mika sangat kkaget dan air matanya pun menetes saat Arya bilang bahwa Dias sekarang berada di rumah sakit karena, telah mengidap penyakit tumor otak selama 1 tahun. Arya juga bilang kepada Mika kalau sebenarnya Dias sangat mencintai Mika sampai kapanpun, bahkan saat Dias meminta putus kepada Mika. Pendengar perkataan Arya, Mika pun langsung pergi ke rumah sakit di tempat Dias di rawat.
            Saat masuk ke kamar rawat Dias, Mika melihat Dias sedang tertidur dan terbangun akibat kedatangan Mika. Dias sangat kaget melihat kedatangan Mika, ia tak menyangka kalau Mika akan datang melihatnya. Mika yang melihat Dias pun langsung berlari menghampirinya dan memeluk Dias sambil menangis.
“Sudahlah jangan menangis, nanti kamu jadi jelek loh” kata Dias sambil memeluk Mika.
“Jadi, ini alasan kamu sehingga kamu meninggalkan ku ?” kata Mika sambil melepaskan pelukannya.
“Aku tidak ingin melihat mu menangis, jadi aku tak mau kau mengetahui keadaanku. Dan sekarang kamu sudah memiliki pacar yang lebih baik. Dia akan mungkin lebih mengerti dan perhatian sama kamu” kata Dias
“Tidak, kamulah cinta pertamaku, aku mencintaimu lebih dari siapapun” kata Mika sambil meneteskan air mata.
            Mendengar perkataan Mika, Dias hanya bisa tersenyum. Mika telah membuat keputusan bahwa Mika akan menunda kuliahnya dan merawat Dias sampai sembuh. Walaupun kesembuhan itu tidak mungkin terjadi karena, Dias telah mengidap tumor otak stadium akhir yang sudah tak bisa di sembuhkan lagi tapi, Mika percaya akan mukjizat dari Yang Mah Kuasa.
            Di hari ulang tahun Mika yang ke-21 tahun, Mika mendapat berita buruk dari keluarga Dias. “Dias sedang kritis di rumah sakit” kata Ibu Mika dengan wajah yang sedih.
“Darimana ibu mengetahuinya ?” tanya Mika.
“Kakaknya baru saja menelfon dan memberitahukan berita ini” kata Ibu Mika.
            Mika yang mendengar berita ini, langsung berangkat ke rumah sakit. Mika terus berlari sekuat tenaga sambil meneteskan air mata. Sesampai di rumah sakit, Mika melihat Dias sedang terbaring lemah di tempat tidurnya. Dokter tak bisa berbuat apa-apa lagi, kondisi Dias sudah kritis. Mika jalan perlahan menghampiri kasur Dias dan saat ia melihat wajah Dias, ia langsung meneteskan air mata diwajah Dias. Dias membuka matanya secara perlahan dan berusaha mengangkat tangannya untuk menghapus air mata Mika.
“Mika, kamu jangan menangis, inikan hari ulang tahunmu, jadi kamu harus tersenyum. Oh iya, maaf aku tak bisa memberikan hadiah untukmu” kata Dias pelan sambil tersenyum kecil menahan air matanya.
“Tidak apa-apa, aku hanya ingin agar kamu bisa menjadi pasangan hidupku” kata Mika sambil menangis.
“Mika, aku punya satu permintaan. Apakah kamu bisa mengabulkannya ?” tanya Dias.
“hem, aku bisa. Katakanlah permintaanmu” jawab Mika.
“Aku ingin melihatmu tersenyum manis kepadaku, apakah kamu bisa melakukannya ?”Tanya Dias
“Tentu, tentu aku bisa melakukannya”jawab Mika sambil meneteskan air mata
            Mika pun segera menghapus air matanya dan berusaha tersenyum manis kepada Dias. Walaupun itu sulit, Mika tetap berusaha melakukannya. Setelah Mika tersenyum, Dias mengatakan sesuatu kepada Mika sambil tersenyum dan memegang tangan Mika. Yang Dias katakan yaitu “Aku Mencintaimu sungguh mencintaimu. Aku mohon bahagia dan senyumlah walaupun tanpa aku. Aku mencintaimu”. Setelah mengatakan hal tersebut, Dias pun pergi meninggalkan Mika untuk selamanya. Mika sangat terpukul dengan kepergian Dias, namun ia selalu mengingat perkataan Dias dan dia pun selalu berusaha tersenyum di kehidupannya walaupun sebenarnya ia lagi sedih dan ia juga telah menyelesaikan kuliahnya.